Rabu, 19 September 2012

Kesimpulan saya mengenai film Cabin in The Woods (Spoiler Alert)


Berhubung masih banyak temen2 yang nganggep kalo film ini biasa, standar, ataupun bingungin, saya coba bikin kesimpulan mengenai film ini. Sebelumnya saya ingatkan, kalo tulisan saya berikutnya merupakan amat spoiler. Jadi meskipun ulasan saya belom pasti bener, bagi yang belum nonton saya harapkan jangan lanjutkan membaca ulasan saya. Karena jujur saja, nonton film ini tanpa ga tau apa-apa mengenai film ini, merupakan keasikan tersendiri dan akan menambah GONG diakhir film. Dan begitu ditonton untuk kedua kalinnya bakalan lebih GONG lagi! So, yang belom nonton silahkan close jangan baca. Percaya deh J

Curcol dikit ya, saya awalnya ga mau tahu menau apa-ap tentang film ini. Yang saya tahu, kalo film ini keren aja, satu-satunya film horor gila yang belum pernah ada sebelumnya. Jadi emang ekspektasi saya terhadap film ini tinggi sebelumnya. Sebelum saya nonton, ga mau baca review, thread, atau apapun itu khawatir spoiler. Sama halnya waktu TDKR release waktu itu. Bener-bener menghindari spoiler. Jadi begitu film ini tayang regular di bioskop, saya langsung bela-belain pulang kerja langsung melipir ke ganci sendirian, padahal malemnya baru balik mudik. Sesampainya di ganci, mungkin saya satu-satunya pengunjung yang paling kusut, muka kucel, dan mata merah lantaran kecapean plus ngantuk.
Begitu masuk studio, awalnya penonton yang hadir cuma sekitar 4 orang (plus saya). Rada miris juga sih, wajar aja mengingat emang film ini termasuk telat tayang di tanah air dan bajakannya sudah ada dimana-mana.  Baru setelah bbrp menit film mulai, penonton yang telat baru dateng. Dan itupun jumlahnya ga seberapa. Menurut saya sayang banget kalo dateng telat, soalnya jadi ga ngikutin dari awal, dan menurut saya bagian awal film ini salah satu clue penting. Nanti saya jelasin kenapa.

Kebingungan:

Dari awal film kita dihadapkan diruangan semacam perusahaan atau apalah dimana 2 tokoh (Hadley dan Sitterson) sedang chit chat sambil bikin kopi biasa layaknya orang kantoran. Disini gue mulai berpikir kira-kira apa hubungannya sekumpulan anak muda yg sedang liburan sama perusahaan ini. Ditambah ada seorang asisten cewe yang tiba-tiba dateng sambil ngomongin Jepang yang patut diwaspadain. Makin bingung aja korelasinya dimana. Scene langsung berpindah ke jendela kamar remaja putri yang sedang bersiap-siap mau berpergian. Dan scene ini merupakan salah satu scene favorit saya, dan you know why :p
Oke, kesimpulan awal saya adalah, sekumpulan remaja ini sedang jadi semacam eksperimen. Kemudian saya kembali bingung saat para karyawan perusahaan dari berbagai divisi itu mengadakan taruhan. Apa yang ditaruhkan sebenarnya? Saya berkesimpulan mereka  taruhan untuk: siapa yang memulai trigger (pemacu) pertama kali. Kebingungan saya kembali bertambah dengan adanya adegan hantu Jepang di tv. Apa anak-anak kecil itu juga termasuk eksperimen perusahaan tsb? Ditambah saat hantu Jepangnya berhasil dikalahkan dengan cara yang tidak wajar, kenapa Sitterson marah (dengan bbrp kali mengucapkan F word ke tv)?. Setelah film habis, kesimpulan akhir saya adalah, kawanan remaja ini merupakan sesembahan kepada dewa (sesuai di lukisan) namun dengan cara yang modern dengan pembunuh yang dipilih secara acak. Tapi setelah baca ulasan sana-sini dan nonton untuk kedua kalinya, ternyata kesimpulan saya itu bisa jadi salah :D

Kesimpulan (SPOILER ALERT!):

Ternyata film ini tidak sedangkal itu atau dibuat memang sengaja klise (umum). Dimana adegan-adegannya sangat umum sekali yang biasa kita temuin di film-film horor/thriller kebanyakan. Jadi intinya film ini merupakan film yang menyentil PAKEM film horor hollywood mainstream. Seolah-olah nunjukin, ini lho rumus film horor sekarang. Rumus? Iya, rumus. Yang dijelasin diakhir film oleh sang ‘director’ yang diperankan oleh Tante Sigourney Weaver. Jadi semua ke-klise-an ini sengaja dibuat untuk menyentil film2 tersebut. Kalo misalnya rumusannya beda (misal: dengan tidak terbunuhnya sibodoh Marty) sang boss bisa ngamuk ;) *lightbulb

Kalo diperhatikan monster-monster yang ada difilm ini, merupakan monster-monster yang ada di film-film horor yang ada sebelumnya. Walaupun saya ga apal semua dari film mana saja, beberapa yang- katakanlah- saya mirip-miripin diantaranya:  Zombie (banyak deh film yg ada zombie-nya), Clown (gue lupa dari film apa, tapi pernah liat), Hellraiser, Alien, Ular raksasa (Anaconda), Laba-laba raksasa (Arachnophobia kalo ga salah), makhluk yg mengoperasi korban (Hills Have Eyes) dan masih banyak lagi. Ada Merman yang pemicunya dengan meniup cangkang kerang, ada penari balet yang triggernya kotak musik balet, dan ada zombie redneck torture family (yang akhirnya terpilih) dengan trigger bahasa latin dari buku diary yang dibaca Dana. Yang menarik adalah tokoh Hadley yang bertaruh kalau Merman yang akan terpilih, justru pada akhirnya Merman yang membunuh Hadley. Itulah alasannya kenapa Hadley ngambek saat kalah taruhan lantaran pilihannya sudah hampir terpilih oleh si athlet Curt (yang hampir ditiup) dan karyawati yang sempat protes karna dia seharusnya menang karna memilih ZOMBIE juga, tapi Gary beranggapan kalau ZOMBIE saja kurang spesifik, “yang benar adalah ZOMBIE REDNECK TORTURE FAMILY”. Dan ternyata yang ditaruhkan oleh karyawan perusahaan adalah, MONSTER APA YANG TERPILIH. Dimana yang keluar nanti dibuat random tergantung siapa yang memicu trigger duluan. Mungkin bisa dilihat monster-monsternya apa aja di gambar berikut:


Sex scene disini juga sengaja umum banget kan? Tiap dua pasangan yang jalan dihutan selalu mendadak horni dibagian hutan yg terang sebagian (ini mengingatkan saya difilm Anaconda  kalo ga salah). Setelah nonton kedua kali, saya jadi ngeh kalo kita udah bisa menebak kalo Marty sebenernya belom terbunuh, saat darah yg dialirkan membuat gempa tiba-tiba (tanda kalo dewa marah karena salah darah bukan darah si bodoh Marty). Pintu-pintu yang dikunci dan pintu bawah tanah yang dibuka sengaja oleh operator, juga merupakan sentilan film-film sejenis dimana pintu suka mendadak terkunci dan terbuka dengan sendiri tanpa sebab. Begitu juga dimana disetiap film horor pasti yang terbunuh selalu tokoh yg sedang sendirian dan berpencar. Maka dari itu operator menyemprotkan gas yang ga tau kenapa membuat Curt menyuruh berpencar dengan alasan yang ga masuk akal. Ini tuh nyentil! :D

Untuk adegan yang anak-anak Jepang itu, adalah film horor Jepang (horor asia) yang out of the box lebih “menang” belakangan ini. Mangkannya waktu hantu Jepang kalah dengan cara yang ga wajar (beda/ga biasa), Sitterson meluapkan kemarahannya dengan marah-marah didepan tv dengan megucapkan F word bbrp kali. Mangkanya sedari awal film, Jepang (horor asia) yang paling dikhawatirkan “serangan”-nya :)

Tapi sekali lagi, ini merupakan kesimpulan saya sendiri yang masih belum tentu kebenarannya tergantung masing-masing nagkepnya gimana :D Sesuai tagline-nya “You Think You Know The Story”.

0 komentar: