Berhubung masih banyak temen2
yang nganggep kalo film ini biasa, standar, ataupun bingungin, saya coba bikin kesimpulan
mengenai film ini. Sebelumnya saya ingatkan, kalo tulisan saya berikutnya
merupakan amat spoiler. Jadi meskipun ulasan saya belom pasti bener, bagi yang
belum nonton saya harapkan jangan lanjutkan membaca ulasan saya. Karena jujur
saja, nonton film ini tanpa ga tau apa-apa mengenai film ini, merupakan
keasikan tersendiri dan akan menambah GONG diakhir film. Dan begitu ditonton
untuk kedua kalinnya bakalan lebih GONG lagi! So, yang belom nonton silahkan
close jangan baca. Percaya deh J
Curcol dikit ya, saya awalnya ga
mau tahu menau apa-ap tentang film ini. Yang saya tahu, kalo film ini keren
aja, satu-satunya film horor gila yang belum pernah ada sebelumnya. Jadi emang
ekspektasi saya terhadap film ini tinggi sebelumnya. Sebelum saya nonton, ga
mau baca review, thread, atau apapun itu khawatir spoiler. Sama halnya waktu
TDKR release waktu itu. Bener-bener menghindari spoiler. Jadi begitu film ini
tayang regular di bioskop, saya langsung bela-belain pulang kerja langsung
melipir ke ganci sendirian, padahal malemnya baru balik mudik. Sesampainya di
ganci, mungkin saya satu-satunya pengunjung yang paling kusut, muka kucel, dan
mata merah lantaran kecapean plus ngantuk.
Begitu masuk studio, awalnya
penonton yang hadir cuma sekitar 4 orang (plus saya). Rada miris juga sih, wajar
aja mengingat emang film ini termasuk telat tayang di tanah air dan bajakannya
sudah ada dimana-mana. Baru setelah bbrp
menit film mulai, penonton yang telat baru dateng. Dan itupun jumlahnya ga
seberapa. Menurut saya sayang banget kalo dateng telat, soalnya jadi ga
ngikutin dari awal, dan menurut saya bagian awal film ini salah satu clue
penting. Nanti saya jelasin kenapa.
Kebingungan:
Dari awal film kita dihadapkan
diruangan semacam perusahaan atau apalah dimana 2 tokoh (Hadley dan Sitterson)
sedang chit chat sambil bikin kopi biasa layaknya orang kantoran. Disini gue
mulai berpikir kira-kira apa hubungannya sekumpulan anak muda yg sedang liburan
sama perusahaan ini. Ditambah ada seorang asisten cewe yang tiba-tiba dateng
sambil ngomongin Jepang yang patut diwaspadain. Makin bingung aja korelasinya
dimana. Scene langsung berpindah ke jendela kamar remaja putri yang sedang
bersiap-siap mau berpergian. Dan scene ini merupakan salah satu scene favorit
saya, dan you know why :p
Oke, kesimpulan awal saya adalah,
sekumpulan remaja ini sedang jadi semacam eksperimen. Kemudian saya kembali bingung
saat para karyawan perusahaan dari berbagai divisi itu mengadakan taruhan. Apa
yang ditaruhkan sebenarnya? Saya berkesimpulan mereka taruhan untuk: siapa yang memulai trigger (pemacu) pertama kali. Kebingungan saya kembali bertambah dengan adanya adegan
hantu Jepang di tv. Apa anak-anak kecil itu juga termasuk eksperimen perusahaan
tsb? Ditambah saat hantu Jepangnya berhasil dikalahkan dengan cara yang tidak
wajar, kenapa Sitterson marah (dengan bbrp kali mengucapkan F word ke tv)?.
Setelah film habis, kesimpulan akhir saya adalah, kawanan remaja ini merupakan
sesembahan kepada dewa (sesuai di lukisan) namun dengan cara yang modern dengan
pembunuh yang dipilih secara acak. Tapi setelah baca ulasan sana-sini dan
nonton untuk kedua kalinya, ternyata kesimpulan saya itu bisa jadi salah :D
Kesimpulan (SPOILER ALERT!):
Ternyata film ini tidak sedangkal
itu atau dibuat memang sengaja klise (umum). Dimana adegan-adegannya sangat
umum sekali yang biasa kita temuin di film-film horor/thriller kebanyakan. Jadi
intinya film ini merupakan film yang menyentil PAKEM film horor hollywood
mainstream. Seolah-olah nunjukin, ini lho rumus film horor sekarang. Rumus?
Iya, rumus. Yang dijelasin diakhir film oleh sang ‘director’ yang diperankan
oleh Tante Sigourney Weaver. Jadi semua ke-klise-an ini sengaja dibuat untuk
menyentil film2 tersebut. Kalo misalnya rumusannya beda (misal: dengan tidak
terbunuhnya sibodoh Marty) sang boss bisa ngamuk ;) *lightbulb
Kalo diperhatikan monster-monster
yang ada difilm ini, merupakan monster-monster yang ada di film-film horor yang
ada sebelumnya. Walaupun saya ga apal semua dari film mana saja, beberapa yang-
katakanlah- saya mirip-miripin diantaranya:
Zombie (banyak deh film yg ada zombie-nya), Clown (gue lupa dari film
apa, tapi pernah liat), Hellraiser, Alien, Ular raksasa (Anaconda), Laba-laba
raksasa (Arachnophobia kalo ga salah), makhluk yg mengoperasi korban (Hills Have
Eyes) dan masih banyak lagi. Ada Merman yang pemicunya dengan meniup cangkang
kerang, ada penari balet yang triggernya kotak musik balet, dan ada zombie
redneck torture family (yang akhirnya terpilih) dengan trigger bahasa latin
dari buku diary yang dibaca Dana. Yang menarik adalah tokoh Hadley yang
bertaruh kalau Merman yang akan terpilih, justru pada akhirnya Merman yang
membunuh Hadley. Itulah alasannya kenapa Hadley ngambek saat kalah taruhan lantaran
pilihannya sudah hampir terpilih oleh si athlet Curt (yang hampir ditiup) dan
karyawati yang sempat protes karna dia seharusnya menang karna memilih ZOMBIE
juga, tapi Gary beranggapan kalau ZOMBIE saja kurang spesifik, “yang benar
adalah ZOMBIE REDNECK TORTURE FAMILY”. Dan ternyata yang ditaruhkan oleh
karyawan perusahaan adalah, MONSTER APA YANG TERPILIH. Dimana yang keluar nanti
dibuat random tergantung siapa yang memicu trigger duluan. Mungkin bisa
dilihat monster-monsternya apa aja di gambar berikut:

Sex scene disini juga sengaja umum
banget kan? Tiap dua pasangan yang jalan dihutan selalu mendadak horni dibagian
hutan yg terang sebagian (ini mengingatkan saya difilm Anaconda kalo ga salah). Setelah nonton kedua kali,
saya jadi ngeh kalo kita udah bisa menebak kalo Marty sebenernya belom
terbunuh, saat darah yg dialirkan membuat gempa tiba-tiba (tanda kalo dewa
marah karena salah darah bukan darah si bodoh Marty). Pintu-pintu yang dikunci dan
pintu bawah tanah yang dibuka sengaja oleh operator, juga merupakan sentilan
film-film sejenis dimana pintu suka mendadak terkunci dan terbuka dengan
sendiri tanpa sebab. Begitu juga dimana disetiap film horor pasti yang terbunuh
selalu tokoh yg sedang sendirian dan berpencar. Maka dari itu operator
menyemprotkan gas yang ga tau kenapa membuat Curt menyuruh berpencar dengan
alasan yang ga masuk akal. Ini tuh nyentil! :D
Untuk adegan yang anak-anak Jepang
itu, adalah film horor Jepang (horor asia) yang out of the box lebih “menang”
belakangan ini. Mangkannya waktu hantu Jepang kalah dengan cara yang ga wajar (beda/ga
biasa), Sitterson meluapkan kemarahannya dengan marah-marah didepan tv dengan
megucapkan F word bbrp kali. Mangkanya sedari awal film, Jepang (horor asia)
yang paling dikhawatirkan “serangan”-nya :)
Tapi sekali lagi, ini merupakan
kesimpulan saya sendiri yang masih belum tentu kebenarannya tergantung masing-masing nagkepnya gimana :D Sesuai tagline-nya “You Think You Know The Story”.
0 komentar:
Posting Komentar